TEMPO.CO, Jakarta - Bitcoin menyentuh rekor tertinggi US$ 52.338,85 atau sekitar RP 733,7 juta (dengan kurs JISDOR Rp 14.019 per dolar AS) seiring penguatan dolar AS pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB, 18 Februari 2021). Data-data positif yang menggambarkan ekonomi semakin cerah dan tanda-tanda penguatan inflasi membantu greenback menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.
Bitcoin menyentuh rekor tertinggi US$ 52.338,85 sehari setelah menyelesaikan rintangan psikologis US$ 50.000 untuk pertama kali. Beberapa analis memperingatkan bahwa level saat ini mungkin tidak berkelanjutan di tengah meningkatnya volatilitas mata uang kripto.
Data penjualan ritel, output industri, dan harga produsen AS memberikan kejutan kenaikan yang kuat, menandakan pemulihan ekonomi dari resesi pandemi mendapatkan momentum saat penerapan vaksin berlangsung.
“Data penjualan ritel hari ini tidak hanya lebih kuat dari yang diharapkan, tetapi juga menghancurkan perkiraan. Sama dengan output industri,” kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Forex di New York.
Federal Reserve AS merilis risalah dari pertemuan kebijakan moneter 26-27 Januari, di mana para peserta menyatakan perlunya untuk "tetap waspada" di tengah tanda-tanda rebound ekonomi baru-baru ini, membahas inflasi jangka pendek yang diharapkan, dan menegaskan komitmennya untuk menjaga kebijakan akomodatif guna mendukung pasar pekerjaan yang sakit.
Meski begitu, risalah itu mengandung sedikit kejutan. “Secara umum (risalah Fed) tidak memasukkan banyak informasi baru,” kata Chandler. "Apa yang pasar nantikan adalah kesaksian Powell (Ketua Fed) minggu depan."